Skip to main content

Wanitaku


Aku adalah saksi bisu. 
Dari susunan kata yang menjadi pesan, hingga lambaian yang takkan terulang.

Cerita ini tentang seorang Wanita, yang tersisa darinya kini hanya kenangan. Wanita ini adalah seorang sahabat yang menerima keberadaanku sebagai manusia, dan setia membelaku di hadapan mereka yang mencaci. Dia ciptaan terkuat kedua yang Tuhan hadirkan untukku namun kini Dia telah berpulang..
Namanya dipanggil dan dibisikkan dari langit, hingga terdengar dan tiada di senja itu.

Biar ku deskripsikan sedikit, tentang Wanita yang lembut dan perkasa itu di sisa hidupnya.
Dia seorang Ibu dari tiga anak yang hebat, seorang istri yang luar biasa untuk pasangan yang selalu berada disisinya. Dia mendidikku sedari kecil dulu, membangun pribadi yang baik padaku tanpa kekerasan sedikitpun. Bagi Dia, kekerasan adalah sebuah bentuk tipu daya dari kelemahan. Maka dari itu, Dia selalu menasehatiku seperti ini..

"Untuk menjadi orang tua yang hebat, bukanlah dia yang mampu memberikanmu segala apapun yang di dunia tapi dia yang dapat menjadi dunia untukmu.."

Benar! Dia telah menjadi orang tua yang luar biasa, dia telah menjadi dunia untukku.
Dia wanitaku.
Pahlawanku.




Comments

Popular posts from this blog

Rindu

Tersenyum. Dengan pipi merona dan tatapan cinta, seketika mengisi waktu yang seakan terhenti saat jejak langkahnya menapaki ruang itu. Terpaku melihat sosok yang ditunggunya sekian lama, yang berjalan semakin dekat dengannya. " Dia pulang.. " katanya, mata itu pun tak dapat menahan tangis. Gambar diperoleh di Intisari Online Tika jarak yang selalu dibayangkan tercipta, dijabahnya tangan yang mendamba kelembutan. Di ciumnya sebagai rasa hormat yang telah lama Ia nantikan, lalu berjalan bersama dalam genggaman yang erat. Saat itu mampu mengukirkan betapa terhormatnya Ia sebagai Wanita yang menanti Lelakinya kembali, sungguh merindunya rasa hati ini. Untuk sebuah kata rindu, jarak bahkan waktu seakan mudah dilalui. Dimensi diantara kedunya seperti telah berada di gravitasi yang sama, dan tentu benar mereka masih di langit yang sama. Mereka bertahan hingga saat ini, masih disini dan terus menggenggam erat. Mereka buktikan sejauh ini yang terbaik adalah yang selalu bers...

Dekapanmu Seluas Semesta

Gambar diperoleh dari Instagram Begitu dingin awalnya. Sesekali mencuri waktu memandang dari kejauhan, bagaimana caranya? Iya. Benar. Bagaimana memelukmu dengan caraku. Masih terpikirkan hingga saat ini. Melewati banyak rintangan , merangkak jatuh , bangun bersimpuh , seperti menggenggam air. Nyatanya tak kan bisa, tapi semu nya dapat kurasa. Aku pernah mencobanya. Meraihmu yang sedang berlari. Mengejar yang telah melayang, meneriakkan nama yang kini samar dari pandangan. Benar. Masih belum bisa. Belum bisa menandingi caramu memelukku dari jarak ini. Saat ku tertunduk, merasakan semua hilang bersamamu. Kau masih sedingin lalu, dingin bagai ruang hampa di antariksa. Tapi. Tenanglah. Dekapanmu masih seluas semesta.