Skip to main content

Aku Ingat

Ku ingat setahun yang lalu, tepat malam ini kutemani langkahmu disunyinya malam. Menemani tidur dan hangat pelukmu, di sela bergantinya waktu dan tahun.

Gambar diperoleh dari Tribun-Timur.com

Aku ingat tiap pemandangan itu, meriahnya kembang api yang berhamburan di angkasa.
Aku ingat sebegitu pentingnya langkahku dalam menapaki jejakmu, tak letih dan belum juga lelah.
Harapan tak pernah ingin melihat akhir, hingga yang ku tahu adalah selalu mengawali mula denganmu. Karena aku tahu, cinta itu ada padamu.

Kata mereka, aku mungkin gila. Tak pernah bisa tanpa ada kabar darimu. Tapi entah kebetulan atau kenyataan, aku yang saat ini menemani langkahmu tak pernah ingin melepas jejak itu pergi walau sedetik.
Tahukah kau, itu mungkin karena terbiasa. Ya benar! Kebiasaan yang kau bentuk sejak mula aku diciptakan di dalam duniamu.

Aku bahkan iri dengan salah satu organ yang yang tanpanya kau mungkin takkan ku kenal, jantung yang berdetak selalu dibalik rusuk kirimu. Letaknya bisa saja ku gantikan jika suratan Tuhan teah mengikat kita seutuhnya.

Jadi apa benar kita berdua belum utuh? Ya! Kata mereka sih belum.

Nampaknya nyata ikatan Tuhan itu masih samar , tak masalah.
Mungkin mereka saja yang tak kasat mata, namun tidak dengan hatiku.

Jadi apakah hatiku buta? Buta karena cintamu?! Ya mungkin saja.
Aku bahkan sulit membedakanmu dan mimpiku, mengapa demikian?
Aku mungkin tak semudah itu meraihmu di dunia nyata, tapi kurangkaikan kisah kita di mimpiku yang terdalam. Ku simpan hingga terus menerus terulang menjadi lucid dreams.

Lucid dreams? Apa perlu kuterangkan mengenai hal itu? sepertinya google akan jauh lebih jeli dalam menjawab apa lucid dream itu dibanding diriku.

Yang ku tahu pasti, aku takut kehilanganmu. Sekalipun itu di dalam mimpi, aku tak akan mampu.
Percayalah, hanya Tuhan yang tahu maksud dan tujuan aku menuliskan ini padamu.
Ini rindu ku.
Bagaimana denganmu?

#BukuHarian

Comments

Popular posts from this blog

Rindu

Tersenyum. Dengan pipi merona dan tatapan cinta, seketika mengisi waktu yang seakan terhenti saat jejak langkahnya menapaki ruang itu. Terpaku melihat sosok yang ditunggunya sekian lama, yang berjalan semakin dekat dengannya. " Dia pulang.. " katanya, mata itu pun tak dapat menahan tangis. Gambar diperoleh di Intisari Online Tika jarak yang selalu dibayangkan tercipta, dijabahnya tangan yang mendamba kelembutan. Di ciumnya sebagai rasa hormat yang telah lama Ia nantikan, lalu berjalan bersama dalam genggaman yang erat. Saat itu mampu mengukirkan betapa terhormatnya Ia sebagai Wanita yang menanti Lelakinya kembali, sungguh merindunya rasa hati ini. Untuk sebuah kata rindu, jarak bahkan waktu seakan mudah dilalui. Dimensi diantara kedunya seperti telah berada di gravitasi yang sama, dan tentu benar mereka masih di langit yang sama. Mereka bertahan hingga saat ini, masih disini dan terus menggenggam erat. Mereka buktikan sejauh ini yang terbaik adalah yang selalu bers...

Dekapanmu Seluas Semesta

Gambar diperoleh dari Instagram Begitu dingin awalnya. Sesekali mencuri waktu memandang dari kejauhan, bagaimana caranya? Iya. Benar. Bagaimana memelukmu dengan caraku. Masih terpikirkan hingga saat ini. Melewati banyak rintangan , merangkak jatuh , bangun bersimpuh , seperti menggenggam air. Nyatanya tak kan bisa, tapi semu nya dapat kurasa. Aku pernah mencobanya. Meraihmu yang sedang berlari. Mengejar yang telah melayang, meneriakkan nama yang kini samar dari pandangan. Benar. Masih belum bisa. Belum bisa menandingi caramu memelukku dari jarak ini. Saat ku tertunduk, merasakan semua hilang bersamamu. Kau masih sedingin lalu, dingin bagai ruang hampa di antariksa. Tapi. Tenanglah. Dekapanmu masih seluas semesta.

Wanitaku

image by   muslimvillage.com Aku adalah saksi bisu.  Dari susunan kata yang menjadi pesan, hingga lambaian yang takkan terulang. Cerita ini tentang seorang Wanita, yang tersisa darinya kini hanya kenangan. Wanita ini adalah seorang sahabat yang menerima keberadaanku sebagai manusia, dan setia membelaku di hadapan mereka yang mencaci. Dia ciptaan terkuat kedua yang Tuhan hadirkan untukku namun kini Dia telah berpulang.. Namanya dipanggil dan dibisikkan dari langit, hingga terdengar dan tiada di senja itu. Biar ku deskripsikan sedikit, tentang Wanita yang lembut dan perkasa itu di sisa hidupnya. Dia seorang Ibu dari tiga anak yang hebat, seorang istri yang luar biasa untuk pasangan yang selalu berada disisinya. Dia mendidikku sedari kecil dulu, membangun pribadi yang baik padaku tanpa kekerasan sedikitpun.  Bagi Dia, kekerasan adalah sebuah bentuk tipu daya dari kelemahan.  Maka dari itu, Dia selalu menasehatiku seperti ini.. "Untuk menjadi orang tua yang hebat, bukanl...