Kau pernah mengatakan, ".. lupakanlah semua yang telah berlalu, temani aku untuk menghadapi apa yang ada di depan kita..". Permintaan itu sungguh ajaib, hingga mampu membuatku mati rasa akan waktu.
Kuceritakan.
Kata Zainuddin kepada Hayati, ".. begitulah perempuan, mengingat kesalahan orang walaupun kecil tapi tak mampu menyadari kesalahannya padahal begitu besar..". Ada yang masih menginggat sepenggal kalimat itu?
Akulah perempuan itu.
![]() |
Gambar diperoleh dari Remah-remah Roti |
Kuceritakan.
Kata Zainuddin kepada Hayati, ".. begitulah perempuan, mengingat kesalahan orang walaupun kecil tapi tak mampu menyadari kesalahannya padahal begitu besar..". Ada yang masih menginggat sepenggal kalimat itu?
Akulah perempuan itu.
"Apa kabar Hati yang mendiami samudera cinta?", sapaan dari orang yang menyimpan penyesalan di dada.
Pertanyaan itu tak pernah ada jawabnya lagi
Setelah apa yang terjadi di beberapa hari berganti minggu hingga bulan menepis tahun kala itu
Tersirat luka yang hingga kini belum terjahit bekasnya
Belum kering masanya
Bahkan bisunya Hati seakan membunuh sebuah titik pengharapanku
Dimana pada Hati itu juga Kau bertimpuh
Dapatkah Kita bertukar tempat?
Biar kurasakan kembali mati itu
Menggantikan kata ajaib yang Kau sirat
Hingga ku mampu melupakan waktu ku membunuhmu
Bagi Mereka yang mendamba ikhlas
Menyesal lah sebelum masanya tiba
Karena Hati itu tak kan berdusta
Jika terlanjur melepas
Jangan kembali
Tika genggam telah di raih
Jangan berlari
Teguran dari Hati yang pernah Membunuh
Sekali
Dua kali
Berkali kali
Comments
Post a Comment